DSC-0056
ilustrasi-lulus-kuliah-wisuda-pendidikan-beasiswa_169

Palembang – Pada tahun 2019, UNESCO mengumumkan bahwa pada tanggal 9 September sebagai Hari Internasional untuk Melindungi Pendidikan dari Serangan. Resolusi yang mengumumkan hari tersebut diajukan oleh Negara Qatar yang disponsori oleh 62 negara.
Tempat pendidikan seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman bagi anak, pelajar, dan tenaga kependidikan. Namun, mereka sering sekali di tempatkan di tempat yang tidak aman atau tempat yang menjadi sasaran utama terkena dampak konflik.

Konflik Bersenjata: Ketika Suara Tembakan Membungkam Pendidikan
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyampaikan bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Bagi anak-anak dan remaja yang terjebak dalam situasi darurat, pendidikan tidak hanya berarti kelangsungan pembelajaran, tetapi juga memberikan rasa normal dan kunci menuju masa depan yang berbeda.

UNESCO dan UNICEF ditunjuk sebagai badan PBB yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan jutaan orang yang terkena dampak serangan terhadap pendidikan secara global.

Serangan terhadap pendidikan dapat menimbulkan dampak fisik dan psikologis jangka panjang yang serius bagi anak, pelajar, dan tenaga kependidikan. Serangan mampu menghentikan kegiatan belajar mengajar, yang menyebabkan angka putus sekolah yang signifikan dan membuat siswa tidak mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Menurut laporan Education Under Attack tahun 2022, di sepanjang tahun 2021 dan 2022 terdapat 5.000 laporan serangan terhadap pendidikan dan insiden penggunaan militer di sekolah dan universitas secara global. Koalisi Global untuk melindungi Pendidikan dari Serangan juga melaporkan bahwa 9.000 siswa dan pendidikan menjadi korban di 85 negara.

Serangan terhadap pendidikan di Palestina pun juga dirujuk pada tahun 2022. Ketika 1,3 juta anak kembali bersekolah di Palestina, Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB menyoroti insiden kekerasan dan serangan yang telah mereka alami pada tahun 2022 dan menyerukan agar lebih banyak tindakan dilakukan untuk melindungi mereka.